Noordin M. Top homo!!!

Sebuah fakta baru yang ngejutin akhirnya terkuak! Setelah selama ini Noordin M. Top terkenal akan kepiawaiannya merekrut teroris muda dengan mudah dan juga memiliki banyak istri, kini si manusia laknat tersebut juga diketahui memiliki penyimpangan perilaku seksual. Hal ini diketahui menyusul rampungnya hasil otopsi jenasah Noordin di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur siang tadi (Rabu, 30 September 2009). Berdasarkan hasil otopsi tersebut didapatkan kerusakan pada dubur Noordin yang terjadi akibat faktor kesengajaan. Menurut Adrianus Meliala, pakar kriminolog UI yang ikut dalam proses otopsi jenasah Noordin, kerusakan pada dubur sang teroris laknat tersebut tidak mungkin terjadi karena penyakit maupun kecelakaan. Kerusakan pada dubur Noordin tersebut hanya dapat terjadi akibat unsur kesengajaan. Hal tersebut tentunya mengindikasikan bahwa sang teroris yang juga memiliki nama beken Noordin Ngent*t tersebut memiliki perilaku seks menyimpang alias HOMO!!! Apabila hal tersebut benar maka dapat dipastikan Noordin-lah yang berposisi sebagai istri dalam setiap hubungan seksual menyimpang yang ia lakukan. Ngerti khan maksudnya? hehehe....
Jangan-jangan teroris-teroris yang ia rekrut tersebut berhasil dia rekrut dalam waktu yang singkat karena "servis"nya Noordin yang memuaskan kali ya?? Hahahahahahahaha! Insyaflah wahai teroris! Perbuatan kalian sudah terlalu banyak menyimpang!

Baca Selengkapnya...

Death Erection!

Siapa bilang orang mati ga bisa ereksi alias anunya tegang??? Bisa koq! Wkwkwkwk! Masih ga percaya ya? Oke deh gw jelasin.. Death erection atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut ereksi saat seseorang telah meninggal memang dapat terjadi. Koq bisa? Death erection ini dapat terjadi apabila seorang laki-laki meninggal dalam posisi wajah/kepalanya lebih tinggi dari bagian tubuhnya yang lain seperti apabila laki-laki tersebut meninggal dengan cara gantung diri. Pada saat kita meninggal, jantung kita akan berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya tentu saja darah kita akan tergenang begitu saja di dalam tubuh mati kita. Nah.... Darah yang tergenang dalam tubuh tersebut kemudian akan tergenang sesuai dengan gravitasi bumi yaitu tergenang ke bawah. Pada posisi kematian dimana wajah atau kepala kita berada di atas maka darah dalam tubuh kita akan mengalir dan menumpuk di tubuh bagian bawah. Pertama-tama darah akan menumpuk pada kedua kaki lalu terus memenuhi paha sampai akhirnya apabila kedua kaki telah penuh digenangi darah maka darah tersebut akan berusaha mencari jalan lain di tubuh bagian bawah.
Seperti yang kita semua telah ketahui, ereksi terjadi apabila darah mengalir memenuhi dua tabung di dasar penis yang dinamai corpora cavernosa. Nah, apabila darah pada jenasah tadi telah memenuhi kedua kaki sampai akhirnya tidak ada ruang lagi maka darah sisanya akan mencari tempat lagi. Tempat pertama yang mereka tuju adalah kedua tabung dibawah penis tersebut. Walaupun tanpa disertai rangsangan, penis tetap akan mengalami ereksi karena corpora cavernosa penis tersebut telah dipenuhi oleh darah. Apabila jenasah tersebut sudah cukup lama meninggal sehingga tubuhnya mengeras maka penisnya yang mengalami ereksi itupun akan tetap mengeras walaupun jenasahnya telah diturunkan. Nah, itulah yang kemudian kita sebut sebagai death erection! Keren khan??? Wkwkwkwk!
Oh ya, jangan salah lho! Wanita juga bisa mengalami kondisi seperti tadi. Pada wanita hal yang terjadi pada cara kematian seperti itu adalah membesarnya labia mayora disertai dengan pelepasan darah dari vagina. Serem khan? Makanya..., jangan pernah kamu sia-siakan hidupmu dengan cara bunuh diri.. Masih banyak koq hal-hal indah yang masih bisa kita lakuin low kita masih hidup. Daripada ereksi waktu kita uda mati trus malah bikin malu napa kita ga ereksi semasa kita masih hidup 'n nikmatin dunia ini dengan ereksi? Khan enak thu! Hahaha!

Gambar diambil dari www.best-male-enhancement-products.com

Baca Selengkapnya...

Ironisnya Indonesia...

Satu lagi pesawat militer Indonesia jatuh tanpa harus bertempur di medan perang. Pesawat jenis nomad milik TNI AL jatuh di Kalimantan Timur mengangkut 9 orang putra terbaik bangsa. Sebelum diperbolehkan terbang pesawat lawas ini memang telah diperiksa kelayakan terbangnya dan telah dinyatakan layak terbang. Namun apa daya, pesawat tua ini tampaknya tak mampu untuk mengatasi ganasnya medan di wilayah Kalimantan. Nomad selama ini memang menjadi andalan TNI AL sebagai pesawat patroli maritim walaupun usianya yang rata-rata mencapai 23 - 30 tahunan. Keterbatasan anggaran lagi-lagi menjadi alasan TNI untuk tetap mempertahankan pesawat-pesawat uzur mereka dan lebih mengesampingkan keselamatan para prajurit TNI yang tak kalah mahalnya. Pesawat Nomad memang dikenal sebagai pesawat yang tangguh untuk digunakan di medan yang kurang bersahabat. Pesawat buatan Australia ini mampu untuk lepas landas di landasan yang pendek dan juga mampu untuk terbang rendah, itulah sebabnya TNI AL selama ini mengandalkan pesawat ini untuk melakukan patroli di wilayah perairan di Indonesia.

Pesawat ini juga dilengkapi oleh alat pertahanan diri selain juga dilengkapi radar intai. Tapi...... tetap saja, usia tua pesawat ini sudah tak bisa dibanggakan lagi. Di Australia saja pesawat jenis ini sudah dipensiunkan alias tidak lagi dipergunakan oleh militer mereka. Bagaimana dengan Indonesia? TNI AL sendiri sampai saat ini masih memiliki 22 pesawat jenis Nomad, dari jumlah tersebut hanya 14 diantaranya yang masih dinyatakan "layak" terbang. Ironis memang.. Indonesia yang dulunya diperebutkan oleh banyak negara karena kekayaan alamnya yang melimpah kini justru tak berdaya oleh perkembangan jaman. Indonesia 'Sang Macan Asia' kini tak mampu lagi untuk mengaum. Sebegitu miskinkah Indonesia kini? Sebenarnya kejadian jatuhnya pesawat Indonesia yang akhirnya menewaskan putra putri Indonesia dapat dicegah andai saja anggaran pemerintah tak terlalu banyak digunakan untuk berpolitik dan menebalkan kantong-kantong pejabat dan wakil rakyat di DPR yang kerjanya hanya tidur saat rapat. Andai saja korupsi juga berhasil diberantas tuntas sampai ke akar-akarnya. Dan andai saja pemerintah kini sadar akan pentingnya alat utama sistem senjata (alutsista) modern demi menjaga kedaulatan bangsa ini sehingga tak ada lagi yang namanya pelanggaran kedaulatan, pencurian ikan, penebangan liar, dan jatuh maupun tenggelamnya pesawat dan kapal Indonesia di wilayahnya sendiri.

Saat ini anggaran militer Indonesia memang telah sedikit ditingkatkan namun, jumlah anggaran tersebut tetap saja tidak memungkinkan bagi TNI untuk membeli persenjataan modern dari luar negeri. Saat ini TNI memang lebih mengandalkan pengadaan alat persenjataan militer hasil produksi dalam negeri. Pesawat Nomad pun rencananya akan segera digantikan fungsinya oleh pesawat jenis Cassa CN-212 produksi PT. Dirgantara Indonesia. Selain pesawat, TNI juga saat ini sedang menantikan karya dalam negeri lainnya berupa kapal tempur buatan PT. PAL hasil kerjasama mereka dengan PT. Pindad. Tapi tetap saja, produk persenjataan produksi dalam negeri terutama pesawat sampai saat ini masih sebatas pesawat tempur 'ringan', belum cukup sangar untuk menakut-nakuti negara nakal seperti "Malingsya" (:D). Apa boleh buat... itulah kemampuan kita saat ini. Semoga saja pemerintah dan wakil rakyat kita dapat segera sadar dan semoga pula perusahaan-perusahaan dalam negeri kita juga dapat segera bersaing dengan perusahaan di luar sehingga mereka dapat menghasilkan produk-produk terbaik demi bangsa kita tercinta ini. Bangkitlah Indonesiaku!

Baca Selengkapnya...

Pindad dan bisnis senjata Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas total 1.904.569 km2 dan 17.508 pulau di dalamnya. Dengan luasnya besar wilayah yang dimiliki oleh Indonesia, merekapun dituntut untuk memiliki kekuatan bersenjata yang besar dan juga kuat untuk dapat melindungi seluruh wilayahnya dengan baik. Indonesia memang telah memiliki kekuatan bersenjata berupa TNI dan Polri namun semenjak terjadinya insiden pelanggaran HAM oleh TNI di Timor Timur, Amerika Serikat yang merupakan pemasok senjata utama bagi TNI-pun akhirnya memberlakukan embargo senjata terhadap Indonesia. TNI pun bagaikan "singa ompong" akibat diberlakukannya embargo tersebut. Tanpa senjata dan amunisi yang cukup TNI dan Polri sebagai jantung pertahanan Indonesia pun menjadi tak bertaring. Berbagai pelanggaran kedaulatan pun terjadi di seantero wilayah kesatuan Republik Indonesia. Para pelanggar seakan dapat berlaku seenaknya tanpa perlu kawatir akan adanya tindakan tegas dari aparat keamanan Indonesia. Hal inilah yang lantas mengawali inisiatif dari pemerintah untuk kemudian memaksimalkan kinerja PT. Pindad yang akhirnya menjadi perusahaan perseroan pada 2002.

Demi mendukung kinerja TNI dan Polri serta mewujudkan terciptanya kemandirian militer di Indonesia, Pindad pun lalu dituntut untuk dapat memproduksi sendiri senjata-senjata yang dibutuhkan oleh militer di Indonesia. Berbagai senjata pun berhasil di produksi dengan baik oleh perusahaan senjata Indonesia ini diantaranya yaitu senapan serbu (SS) 1, SS2, pistol P1 dan P2, revolver R-1, meriam 105 Pindad, sampai dengan kendaraan taktis militer seperti APC (Armoured Personal Carrier) dan Panser 6x6 Canon. Bahkan saat ini PT. Pindad sedang berkonsentrasi dalam proyek kapal perang jenis landing platform dock 125 meter bekerja sama dengan PT. PAL di Surabaya.

PT. Pindad tidak hanya berfungsi untuk memasok senjata bagi kebutuhan dalam negeri saja. Seiring dengan membaiknya kualitas dari senjata-senjata yang di produksi oleh Pindad (senjata Pindad terbaik di Asia Tenggara), pesanan-pesanan dari luar negeripun berdatangan. PT. Pindad saat ini telah mengekspor senjata-senjata hasil produsinya ke beberapa negara. Beberapa waktu ini mungkin kita telah mendengar tentang kasus kesalah pahaman oleh pihak bea cukai Filipina mengenai kapal kontainer berisikan 15 kotak senjata SS1 produksi Pindad. Pihak Filipina menduga bahwa senjata-senjata tersebut merupakan senjata selundupan dari Israel (saking bagusnya senjata produksi Pindad kali ya? he..), padahal senjata-senjata tersebut sebenarnya merupakan senjata pesanan pemerintah Mali kepada Pindad hanya saja kapal kontainer tersebut lebih dahulu berlabuh di Filipina untuk menurunkan beberapa senjata genggam pesanan Filipina.


Hmm.. kalau sudah kaya gini apa perlu lagi kita takut kena embargo?

Baca Selengkapnya...