Google Pac-Man

Masih ada yang inget gak, pada tanggal 21 dan 22 Mei kemarin Doodle (logo gambar Google) menampilkan salah satu game paling terkenal sepanjang masa, Pac-Man? Yang luar biasa adalah Doodle yang disuguhkan Google kala itu berbeda dengan Doodle-doodle sebelumnya! Tidak seperti doodle yang biasa disuguhkan oleh Google, Doodle Pac-Man ini dapat dimainkan low! Sadar? Ya,, dalam rangka memperingati ulang tahun ke 30 game tersebut Google memutuskan untuk membuat suatu terobosan baru. Doodle yang dibuat khusus untuk merayakan ultah Pac-Man inipun akhirnya dibuat menjadi Doodle pertama yang dapat digunakan secara interaktif!
Untuk dapat memainkan game mini Pac-Man pada halaman Google inipun terbilang sangat sederhana, cukup dengan menggunakan tanda panah (kanan, kiri, atas, bawah) pada keyboard untuk menggerakkan karakter Pac-Man kita. Yang lebih asik lagi ternyata game ini juga dapat dimainkan oleh dua orang chuy! Caranya? Tekan tombol "Insert Coin" disebelah tombol "Search", lalu pemain kedua pun dapat menggerakkan karakternya dengan menggunakan tombol W,A,S,D untuk bergerak. Keren khan?
Masyarakat pengguna Google pun tampaknya sangat antusias dengan mini game Doodle pertama ini sampai-sampai Google akhirnya membuat sebuah page permanen untuk Doodle Pac-Man ini sehingga para pengguna Google dapat menggunakannya kapan pun mereka mau. Belum sempat mencoba? Masuk saja ke halaman www.google.com/pacman.
Pac-Man sendiri adalah game karya Toru Iwatani dari Jepang dan dirilis pertama kali untuk Namco pada 22 Mei 1980.

Baca Selengkapnya...

Android phone, mampukah mengalahkan iPhone?

Sudah sebulan lamanya sejak pertama kali saya membeli Samsung Galaxy Spica, sebuah handphone keluaran Samsung dengan platform/operating system terbaru buatan google yang kini menjadi perbincangan hangat dikalangan penggila handphone maupun gadget dengan teknologi tinggi, android. Pada awalnya saya masih belum mengerti apa sebenarnya keunggulan dari android itu sendiri karena waktu itu android yang terpasang di hp saya masih dalam versi 1.5 yang memiliki tampilan sederhana dan celakanya belum memiliki android market (aplikasi untuk mendownload aplikasi-aplikasi lain secara gratis). Barulah ketika saya melakukan protes ke toko tempat saya membeli hp tersebut saya diberitahukan untuk mengupgrade android saya ke versi 2.1 (versi terbaru android saat itu) di Samsung service centre. Hal yang membuat saya gembira adalah biaya yang saya keluarkan untuk proses upgrade adalah 0 rupiah alias gratis! (iPhone bayar lho!)
Hal lain yang membuat saya senang bukan kepalang adalah tampilan dari android itu sendiri. Tampilannya berubah hampir 70%! Dan yang paling penting, sekarang android market sudah terpasang di android saya. Cara menggunakannya pun sangat mudah. Cukup dengan mengklik kategori aplikasi maupun men'search' aplikasi yang kita inginkan kita sudah disuguhi puluhan ribu aplikasi canggih nan keren yang dapat diunduh secara gratis! Hari pertama saya mencoba untuk mendownload beberapa buah game dan juga beberapa aplikasi standard seperti twitter dan ebuddy. Game yang saya download ternyata tidak mengecewakan sama sekali! Dengan adanya fitur accelerometer yang terpasang pada Galaxy Spica milik saya, bermain game pun dapat dilakukan layaknya bermain game di iPhone! Ya, accelerometer adalah fitur yang memungkinkan hp kita untuk bergerak sesuai gerakan tangan kita. Ketika kita bermain game balap misalnya, kita hanya tinggal memiringkan hp kita kekiri dan kekanan untuk mengarahkan kendaraan kita. Asik khan?
Applikasi facebook, twitter, dan ebuddy juga berjalan sempurna pada android. Sayang pada android 2.1 ini aplikasi pemutar musiknya justru berubah dari sempurna menjadi mengecewakan. Fitur pencari lagu dihapuskan, beberapa fitur tambahan yang sebelumnya tampak mengesankan juga justru membuat penggunaannya menjadi lebih rumit. Faktor pulsa juga perlu diperhitungkan, beberapa aplikasi yang kita download secara gratis ternyata menyisipkan iklan pada applikasinya. Ketika kita menggunakan aplikasi tersebut secara otomatis ia juga akan mendownload iklan dari internet. Lumayan menguras pulsa dan baterai (saya sendiri menyiasatinya dengan mengubah APN dari wap ke APN blackberry operator yang saya gunakan, alhasil ketika kita pindah ke APN BB koneksi internet kita pun terputus! hehe..).
Saat ini masalah yang saya temukan pada android 2.1 pada galaxy spica hanya pada pemutar musik dan pulsanya yang masih mahal saja. Andaikan kedua masalah tersebut bisa teratasi pada versi upgrade selanjutnya saya yakin android akan mampu mengalahkan iPhone. Dengan harga yang terjangkau kita sudah mendapatkan handphone tercanggih di dunia! Iya nggak?

Baca Selengkapnya...

Teknologi, ekonomi, dan segala ke-ironisannya..

Kemajuan teknologi dan ekonomi yang tidak disertai dengan kemajuan di bidang pendidikan tampaknya saat ini mulai menunjukkan sisi negatifnya. Lihat saja, dijalanan-jalanan kota maupun pedesaan di Indonesia saat ini. Anak-anak usia SD yang kakinya bahkan tidak mampu untuk menginjakkan kakinya di tanah saat motornya berhenti bergaya laksana pembalap saat memacu motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi! Apa yang mereka pikirkan? Anak-anak ini memang belum memiliki pemikiran yang luas tentang keselamatan berkendara dan hanya mampu menangis saat tubuh mereka berlumuran darah setelah mereka terjatuh dari motornya. Tapi bagaimana dengan orang tua mereka? Kebanyakan yang saya lihat, orang tua mereka justru memarahi anak-anak ini karena mereka telah merusak motor yang ia berikan ke anak kesayangannya itu. Pertanyaannya adalah, siapa yang lebih bodoh? Si anak ataukah sang orang tuanya??
Di Denpasar misalnya, masyarakat di ibukota provinsi Bali tempat saya tinggal ini bahkan memperbolehkan anak-anak perempuan mereka yang baru setingkat SMP untuk membawa mobil sendiri kesekolahnya demi alasan keamanan. Lucunya, beberapa diantara anak-anak 'borjuis' ini justru tampak kesulitan untuk melihat objek yang ada di depan mobilnya karena tinggi mereka yang belum cukup (saya pernah melihat anak SMP yang hanya matanya saja yg terlihat di balik setir mobilnya! Haha..). Miris? Ngeri?
Anehnya lagi, walaupun tiap pagi selalu ada polisi lalu lintas yang berjaga didepan sekolah-sekolah disini mereka justru tampak meng-amini para 'pengumbar maut' muda ini. Padahal sudah jelas, mereka hanyalah anak-anak kecil yang sudah pasti belum punya SIM! Pernah suatu pagi saya melihat dengan mata kepala saya sendiri seorang anak smp terjatuh dari motornya setelah menabrak seorang ibu-ibu pedagang pasar. Bukannya menangkap dan menyita motor si anak smp bengal itu, sang polisi justru membantunya membangunkan motor yang tak mampu diangkat si anak sendirian dan lantas membiarkan anak tersebut pergi dan kebut-kebutan lagi! Lihat saja apa yg para polisi ini lakukan jika ada bapak-bapak ataupun ibu-ibu yang lupa membawa stnk maupun SIM mereka. Lucu? Ironiskah?
Anak-anak SD jaman sekarang juga telah dibekali handphone oleh orang tuanya untuk memudahkan komunikasi si anak terutama setelah adanya kasus pemerkosaan anak yang menghebohkan warga Bali belakangan ini. Dengan alasan agar mudah untuk memantau maupun menjemput anak-anak mereka, para orang tua pun berlomba-lomba membelikan anak mereka handphone keluaran terbaru. Adik saya yang baru kelas 4 SD saja sekarang membawa BlackBerry ke SDnya! Sirik sieh kalau mengingat masa kecil saya. He.. Masalahnya bukan karena HP merek apa yang mereka bawa, tetapi kemampuan mereka untuk memilah mana yang baik dan buruk yang harusnya di manfaatkan mereka dari HP mereka tersebut. Setau saya, adik saya hanya mengerti cara untuk mengunduh lagu, FB-an, twitteran, menonton video di 'YouTube', main game, dsb. Bayangkan apa yang terjadi ketika adik saya menonton klip baru artis kesayangannya di YouTube maupun bermain game di 'BB'nya dan memamerkannya ke teman-teman sekelasnya. Bagi anak-anak yg mampu tentunya bukan merupakan masalah besar, paling mereka nantinya merengek ke orang tuanya untuk dibelikan BB juga. Tapi bagaimana dengan anak-anak dengan orang tua yang kurang mampu secara ekonomi?? Kecemburuan sosial akan merebak, tingkat kriminalitaspun akan meningkat. Lagi-lagi dengan alasan ekonomi. Klasik.
Ironis? Itulah yang sebenarnya terjadi. Kemajuan teknologi serta ekonomi tidak serta merta memberikan dampak positif bagi umat manusia, tak jarang teknologi dan "uang" juga memberikan dampak buruk bagi masyarakat itu sendiri apabila mereka tidak mampu untuk memanfaatkannya dengan bijaksana.

Baca Selengkapnya...