
Indonesia sendiri nantinya akan kebagian jatah sekitar 50 jet tempur canggih ini setelah menyetujui untuk ikut membantu sebesar 20% dari total pendanaan proyek bernilai miliaran dolar AS ini. Selain sebagai pembantu dalam bidang pendanaan, Indonesia nantinya akan ikut serta dalam proses produksi dan penjualan dari pesawat-pesawat tempur tersebut. Kesepakatan ini sendiri ditandatangani di Seoul oleh Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Indonesia, Eris Herryanto.
Seiring dengan diaktifkannya kembali megaproyek Kementrian Pertahanan tersebut pemerintah Korsel juga akan menonaktifkan semua jet tempur F-4 dan F-5 pada 2020. Kantor berita Korsel, Yonhap, melaporkan, sekitar 170 jet tempur F-5 beroperasi di Korsel. Pesawat-pesawat tersebut kali pertama terbang pada 1975 dan telah mengalami sejumlah kecelakaan udara. "Pengaktifan kembali proyek itu akan dimulai awal tahun depan, dan kami berencana memproduksi jet-jet tempur baru setelah studi kelayakan rampung pada akhir 2012," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel.
Hmm,, proyek asli dalam negeri kita kemana ya? Perasaan dulu sebelum 'krismon' PT.DI punya megaproyek juga deh, yasudlah yang penting sekarang pemerintah kita memang sudah mulai menunjukkan upayanya untuk mandiri dalam memasok alutsista canggih produksi sendiri. Setuju? Uye! Wkwkwk..
0 komentar:
Posting Komentar