Los Galacticos jilid II: magnet prestasi atau blunder Madrid?

Kamis, 9 Juli 2009 yang lalu Karim Benzema akhirnya diperkenalkan secara resmi ke depan publik Madrid. Disaksikan oleh sekitar 18.000 penggemarnya, Benzema naik ke atas panggung dengan menggunakan seragam putih-putih khas Real Madrid namun tanpa nomor di punggungnya. Pemain Prancis yang dibeli Madrid dari klub Olympique Lyon seharga 35 juta Euro (Rp.499 miliar) ini akhirnya ikut melengkapi skuad Los Galacticos jilid II yang dicetuskan oleh sang presiden Florentino Perez. Sebelumnya bintang-bintang bola sekelas Kaka, Cristiano Ronaldo dan Raul Albeol juga telah berhasil didapatkan oleh sang presiden yang sebelumnya juga dikenal berhasil menciptakan Los Galacticos atau skuad penuh bintang di Madrid.

Bahkan transfer Ronaldo ke Madrid seharga 85 juta Euro (Rp.1,3 triliun) juga memecahkan rekor transfer termahal dunia yang sebelumnya dipegang oleh Zidane yang juga dilakukan oleh Madrid pada masa kepemimpinan Perez. Transfer gila-gilaan yang dilakukan Real Madrid ini dilakukan untuk memenuhi mimpi Perez menciptakan skuad penuh bintang dan mengulangi kenangan indah Madrid semasa Los Galacticos jilid pertama yang saat itu dihuni oleh Zinedine Zidane, David Beckham, Luis Figo, dan Ronaldo. Selain itu,dengan banyaknya bintang yang bertaburan di Bernebau diharapkan juga dapat menghasilkan keuntungan dalam bentuk finansial bagi Madrid. Terbukti, baru sehari CR9 (sebutan baru Cristiano Ronaldo setelah menggunakan angka 9 sebagai nomor punggungnya di Madrid), 2000 kaos miliknya langsung ludes terjual! Namun akankah hal yang sama akan berlaku bagi prestasi Madrid yang belakangan kita ketahui sangat mandul ini?

Banyak orang yang menyangsikannya. Bahkan beberapa orang menganggap banyaknya bintang yang berkumpul dalam satu tim justru akan menghancurkan tim itu sendiri. Bahkan Barcelona, sang rival abadi juga mengungkapkan keprihatinannya akan obsesi Madrid tersebut. Joan Laporta, presiden Barcelona mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Madrid di bursa transfer adalah keterlaluan dan juga sia-sia karena berpotensi menghancurkan tim Madrid yang sudah ada sekarang. Banyaknya bintang bergaji selangit di dalam sebuah tim justru akan menimbulkan rasa cemburu dari pemain-pemain lain. Hal inilah yang akhirnya menciptakan hancurnya tim tersebut.

Namun, melihat keberhasilan dari Los Galacticos jilid pertama, rasa optimistis tetap dimiliki oleh para petinggi dan juga pecinta Real Madrid di seluruh dunia. Semoga saja uang segudang yang telah dikeluarkan oleh Madrid demi mendapatkan para bintang tersebut akan setimpal dengan prestasi yang dapat mereka berikan.

Category:

0 komentar:

Posting Komentar